Boeing 737 Max Boleh Terbang Lagi, Indonesia Disarankan Tunggu Evaluasi
Beberapa lalu, Federasi Aviation Administration (FAA) memilih untuk memberi ijin pesawat terbang Boeing 737 MAX 8 untuk kembali lagi mengudara.
diabetes pada anak penyebab risiko dan gejala
Pesawat 'maut' ini diketahui sebab sudah mengambil 346 jiwa dalam 2 kecelakaan berlainan di Indonesia dan Ethiopia. Diperhitungkan, pesawat itu jatuh sebab ada permasalahan piranti lunak, hingga harus kembali lagi dipelajari oleh FAA berkaitan tingkat keamanan dan keselamatannya.
Terkini, maskapal American Airlines pergi dari Dallas, Texas ke arah Tulsa, Oklahoma memakai pesawat itu, tiada kejadian. Lantas, maskapal Brasil GOL Linhas Aereas Inteligentes SA merencanakan akan menerbangkan kembali lagi Boeing 737 secara komersil esok, Rabu (9/12/2020).
Lalu, apa Indonesia harus ikut menimbang untuk memakai pesawat ini kembali, ingat FAA telah memberi ijin terbang?
"Menurut saya, tidak perlu dahulu lah. Coba agar AS (Amerika Serikat, maskapal AS) menggunakan produknya dahulu sekurang-kurangnya satu tahun sekalian kita penilaian perform Boeing 737 Max 8," tutur Pemerhati Penerbangan Arista Atmadjati waktu dikontak Liputan6.com, Selasa (8/12/2020).
Arista mengutamakan supaya Indonesia tidak jadi 'kelinci eksperimen' yang ikutan memakai pesawat ini walau FAA sudah keluarkan ijin terbang. Lebih bagus, maskapal Indonesia memakai tipe pesawat lain seperti Airbus atau Embraer yang serupa kelasnya.
"Sehingga kita perhatikan dahulu, ada yang gunakan tidak nih maskapal USA, satu tahun. satu tahun ini periode baby sickness untuk tipe variasi mode baru," ucapnya.
Selaku info, baby sickness adalah kerusakan pesawat yang sering menyerbu armada baru. Kerusakan ini biasanya berlangsung karena kesalahan produksi dari pabrikannya. Bila ada beberapa hal yang ganjil, berarti ijin laik terbang yang diberi FAA harus dilihat kembali lagi. Bila benar-benar aman, karena itu minimal, menurut Arista, maskapal asal AS semestinya ingin menggunakannya kembali lagi.
"Lucu jika maskapal USA tidak gunakan, tetapi suruh negara lain gunakan (Boeing 737 Max)," ucapnya.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah menanti ijin dari faksi kewenangan untuk kembali lagi menerbangkan pesawat Boeing 737-Max. Dijumpai, pesawat Boeing 737-Max sempat di-grounded berkaitan interograsi beberapa kecelakaan yang menyertakan pesawat itu.
"Untuk dapat menjalankan kembali lagi (Boeing 737 Max) sudah pasti kami perlu beberapa aturan, kesepakatan dari kewenangan RI," tutur Direktur Khusus Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam video pertemuan habis RUPSLB, Jumat (20/11/11).
Kecuali membutuhkan ijin dari kewenangan yaitu Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Irfan menjelaskan perseroan mempunyai alasan lain saat sebelum menerbangkan Boeing 737 Max. Di mana ada beberapa penyiapan yang perlu dikerjakan Garuda Indonesia, diantaranya latih kembali lagi beberapa pilot.
"Untuk lakukan penerbangan ini ada penyiapan yang perlu dikerjakan terhitung penyiapan pesawat dan re-training dari beberapa pilotnya di mana ada periode waktu lumayan lama sebab pilot kita harus lewat pelatihan dan re-sertifikasi," kata Irfan.
Dalam catatannya, Garuda Indonesia cuman mempunyai satu armada tipe Boeing 737-Max. Sedang perusahaan masih mempunyai kontrak dengan Boeing untuk pembelian 49 armada pesawat yang lain dengan type yang serupa. Irfan menjelaskan, sampai sekarang ini kontrak itu sedang berjalan dan belum diurungkan.
"Ada beberapa perbincangan dengan Boeing, kategorisasinya belum ter-cancel, sudah pasti perbincangan akan kami lanjutkan dengan Boeing," terangnya.
Sudah diketahui, Boeing-737 Max tidak boleh terbang semenjak Maret 2019, habis dua kecelakaan fatal yang tewaskan 346 orang. Diantaranya, kecelakaan maut yang dirasakan maskapal Lion Air JT610 pada Oktober 2018, dan Ethiopian Airlines 302 pada Maret 2019.
Sesudah jalani bermacam pengecekan dan rekonsilasi tehnologi, Boeing 737-Max kembali lagi memperoleh ijin mengudara. Pesawat kembali lagi dibolehkan terbang sesudah membenahi feature keselamatan yang awalnya jadi pemicu kecelakaan ironis itu. Dalam proses pengecekan sepanjang nyaris dua tahun ini, Boeing tidak untung sebesar USD 20 miliar.
Tubuh Administrasi Penerbangan AS atau FAA sudah tanda-tangani kembali lagi sertifikat laik terbang, Boeing 737 seri Max, sesudah proses inspeksi panjang. Tetapi kembali lagi terbangnya pesawat tipe ini mengundang bermacam reaksi, terhitung dari keluarga kor...